- Back to Home »
- Komunikasi Bisnis »
- komunikasi AIDA
Posted by :
Unknown
Rabu, 01 Juli 2015
Dalam komunikasi bisnis ada juga yang disebut
dengan teknik komunikasi AIDA. jadi yang di maksud AIDA adalah singkatan
atau akronim sederhana yang
diperkenalkan oleh E.K. Strong dalam Jurnal Psikologi Terapan: Teori
Penjualan
di tahun 1925 dan terus digunakan sampai sekarang oleh banyak perusahaan
niaga.
Kepanjangan dari AIDA adalah Attention, Interest, Desire,
Action (perhatian, ketertarikan, hasrat, tindakan) yang dipahami secara
berurutan. Model ini sangat sederhana namun begitu berguna sebagai suatu metode
penjualan bahkan bisa digunakan untuk metode memotivasi sang penjual itu
sendiri!
Pertama-tama, AIDA sebagai metode sales berarti berguna
untuk petunjuk yang bisa dipakai oleh para sales person. Prosedur pertama dalam
mendekati dan membujuk prospek menjadi pelanggan adalah dengan menarik
perhatian atau atensi (attention).
Attention atau Atensi
Atensi atau perhatian ini harus dimanfaatkan tenaga penjual
khususnya pada kesan pertama. Seorang sales person yang baik harus menjaga
penampilan dan bisa menonjol atau menarik perhatian.
Pembicaraan harus dimulai dengan sesuatu yang membangkitkan
minat sang prospek. Jangan sampai baru bertemu atau berbicara, sang calon
pelanggan sudah merasa bosan.
Maka dari itu, penting untuk tidak memaksakan keputusan
pembelian di awal pembicaraan. Juga, jangan memborbardir prospek dengan
presentasi beragam fitur padahal sang sales belum mendapatkan atensi secara
penuh dari si customer.
Interest atau Ketertarikan
Perhatian dari sang calon pembeli yang telah diperoleh harus
dipertahankan oleh sang tenaga penjual. Maka dari itu, sales person harus bisa
menjadi pendengar yang baik bukan hanya bisa menjadi pembicara saja.
Ucapkan kata-kata yang sejalan dengan karakter prospek dan
permasalahan yang dihadapi atau kebutuhan yang ingin dipenuhi. Jelaskan manfaat
yang nyata yang spesifik bagi customer bukan sekedar fitur teknis dari produk
atau jasa yang ditawarkan.
Tularkan antusiasme dengan senyuman yang tulus. Gunakan
humor secara etis dan berempatilah pada jalan pikiran prospek bukan persepsi
sang penjual itu sendiri. Hati-hati dengan rasa bosan, gunakan rasa penasaran
serta kisah-kisah yang mudah dimengerti dan diingat.
Desire atau Hasrat
Setelah prospek tertarik memperhatikan atau mendengarkan
sang sales person dengan seksama, maka langkah selanjutnya adalah memicu dan
mengobarkan hasrat dari calon pelanggan ini.
Seseorang bisa saja menyadari suatu kebutuhan tapi hasratlah
yang benar-benar mendorong orang untuk bertindak memenuhi kebutuhan tersebut.
Hasrat adalah keinginan yang menggelora sehingga benar-benar jadi ingin
memiliki.
Hasrat ini bisa dipancing dengan keterbatasan seperti
ketersediaan yang semakin berkurang atau kelangkaan yang mengancam jika tidak
membeli sekarang. Kenaikan harga juga bisa dimanfaatkan jika pembelian
ditunda-tunda.
Taktik lainnya untuk memicu hasrat yang membara adalah
dengan meningkatkan popularitas yaitu menunjukkan betapa lakunya produk yang
ditawarkan dan sudah banyak orang yang membelinya.
Referensikan beberapa pelanggan sejenis (secara demografis)
yang juga telah membeli produk atau jasa tersebut dan puas dengan hasilnya.
Testimoni, ajakan dari orang-orang yang menarik, kesaksian para ahli atau
pakar, endorsement dari artis/selebritis, dan seterusnya bisa juga digunakan.
Yang jelas, seorang sales harus mampu memberikan presentasi
bahwa produknya benar-benar menjadi solusi untuk masalah sang calon pembeli dan
perusahaan sang wiraniaga benar-benar memberikan kepedulian serta pelayanan
pelanggan yang memuaskan.
Silahkan baca tentang pelayanan pelanggan yang berkualitas
di blog 100motivasi.wordpress.com ini. Klik disini untuk membaca tulisannya.
Sales yang baik harus bisa mengevaluasi kebutuhan dan sudut
pandang dari calon pelanggan lalu menyesuaikan presentasi atau proposalnya
secara tepat sasaran dan mengena di hati dari perspektif prospek. Besarkan
keinginan membeli menjadi hasrat pembelian yang memotivasi aksi beli.
Action atau Aksi
Aksi atau tindakan adalah tahapan yang paling penting karena
disinilah penentuan apakah prospek benar-benar mau membeli atau menerima
proposal penjualan dari sales person.
Titik yang paling krusial adalah saat sang wiraniaga atau
penjual menanyakan keputusan pembelian dari sang calon pelanggan. Lalu, sales
person tersebut harus bisa meyakinkan prospek akan dukungan layanan purna jual
yang bermutu.
Salah satu teknik penutupan penjualan yang bagus adalah
dengan memberikan pilihan pembelian supaya prospek tidak merasa terintimidasi
untuk membeli, tapi batasi sampai dua atau tiga alternatif saja agar tidak
membingungkan. Pastikan segala keraguan telah disingkirkan agar tidak ada
penyesalan dan pembatalan pembelian setelah beberapa waktu.
AIDA dan Motivasi Sales
Seorang sales person harus selalu diperhatikan oleh
supervisor atau atasannya agar tidak malas dan terlena. Manajer penjualan yang
baik mesti peduli dan memberikan atensi berupa dukungan penuh pada kegiatan dan
proses penjualan yang dilakukan oleh para wiraniaganya.
Fleksibilitas atau keleluasaan tetap diberikan agar melatih
kemandirian dari sales force-nya. Tapi pengawasan wajib terus diperhatikan
dengan memonitor aktivitas dan perkembangan serta prestasi penjualan dari para
wiraniaga.
Sales person yang tidak suka atau merasa tertekan jika
diperhatikan berarti memang tidak punya minat dan hasrat keinginan untuk
menjual. Dirinya tidak cocok direkrut untuk melayani pelanggan dan bekerja di
perusahaannya dengan loyal.
Selanjutnya, picu ketertarikan seorang sales person dengan
bonus atau komisi yang menarik, kompetisi dan reward di dalam tim serta kepada
individu, kursus serta training untuk meningkatkan kemampuan menjual, dan
beragam insentif lainnya yang menjaga level interes seorang tenaga penjual agar
tidak bosan.
Hasrat atau keinginan yang memotivasi sales adalah semangat
untuk berprestasi, berarti bagi sesuatu atau seseorang atau demi keluarganya.
Kemauan untuk terus tumbuh dan memperbaiki diri atau membantu orang lain,
berusaha semaksimal mungkin, adalah motivator potensial untuk mengobarkan
hasrat menjual sang sales person.
Maka, seorang tenaga penjual yang mau diperhatikan
perkembangannya, bersemangat berkat insentif, suka belajar dan meningkatkan
kompetensinya, bisa mandiri meski terus diberikan atensi, serta memiliki hasrat
yang besar dalam bidang penjualan (walaupun di bawah tekanan atasan) akan
beraksi dengan penuh motivasi untuk berprestasi!
copas dari http://tipsmotivasi.com/2012/07/25/metode-sales-aida/
Very good article and good blog,follow back
BalasHapus